Rabu, 17 November 2010

Mohandas Gandhi

Banyak orang menganggap bahwa Mohandas Gandhi adalah seri tokoh dunia terbesar abad ke-20. Gandhi membebaskan India dari pemerintahan Kerajaan Inggris. Kebanyakan negara-negara baru lahir melalui perang. Namun, Gandhi menemukan sebuah cara baru. Dia menentang kekerasan.

Awal Kehidupan Gandhi
Mohandas K. Gandhi lahir di India pada 1869. India telah dikuasai oleh Inggris selama satu abad. Atas desakan ibunya, Mohanda kuliah di Inggris dan mempelajari hukum.
Pada 1893, Gandhi pergi ke Afrika Selatan untuk praktik hukum. Afrika Selatan juga kemudian merupakan bagian dari Kerajaan Inggris. Afrika Selatan memiliki komunitas India yang besar.
Gandhi marah karena menemukan bahwa bangsa India telah ditolak kebebasan dasarnya. Pada 1896, ia mulai memimpin warga India di Afrika Selatan dalam memperjuangkan kesamaan hak.
Perjuangannya bukanlah perjuangan bersenjata. Gandhi berkhotbah tanpa kekerasan. Dia mengorganisasi pawai untuk mendapatkan perhatian atas tujuannya. Pengikut-pengikutnya menolak untuk mematuhi hukum yang tidak adil. Ketika diserang polisi, mereka tidak melawan.
Gandhi menggambarkan kebijakannya dengan kata-kata India yang berarti 'kebenaran dan keteguhan'. Dia dipenjara berali-kali. Pada 1914, pemerintah Afrika Selatan memberikan hak-hak warga India.

Gandhi di India
Gandhi kembali ke India pada 1915. Tujuannya adalah untuk memenangkan hak bagi negaranya untuk memerintah sendiri. Metodenya kuat, namun damai menyebar ke seluruh India.
Pada 1920, tentara Inggris menewaskan ratusan pengunjuk rasa damai di kota Amritsar. Gandhi kemudian meminta India untuk menolak bekerja sama dengan Inggris.
Orang-orang berhenti membeli barang-barang inggris. Sebaliknya, mereka membuat berbagai hal di rumah dengan cara-cara tradisional. Mereka mengambil anak-anak mereka keluar dari sekolah-sekolah Inggris. Mereka yang bekerja di pemerintahan pun berhenti.
Selama tahun-tahun perlawanan, Gandhi hidup sederhana seperti warga India termiskin. Dia menyerahkan harta miliknya. Orang-orang memanggilnya Mahatma, yang berarti 'jiwa besar'. Gelar ini diberikan pada pemimpin agama yang bijaksana.


Pembawa Perubahan
Tidak semua rakyat India mengikuti Gandhi. Terkadang, kekerasan meletus melawan Inggris. Kondisi ini mengganggu Gandhi sehingga ia beberapa kali berhenti dari kehidupan politik. Namun, perjuangan pengikutnya membawanya kembali.
Pada 1930, Gandhi menyerukan kepada rakyat India untuk menolak membayar pajak ke Inggris. Pajak yang paling dibenci adalah pada garam. Gandhi memimpin ribuan pengikutnya berbaris ke laut untuk membuat garam dari air laut.
Ia kemudian di tangkap lagi. Namun, setahun kemudian, Inggris menghapus pajak garam dan membebaskan Gandhi. Tanpa Gandhi, pemerintah Inggris menyadari India akan pecah dalam revolusi kekerasan.
Gandhi juga berusaha untuk memecahkan sistem kasta tradisional (kelas sosial) India. Dia mendukung hak-hak orang di kasta terendah yang disebut paria. Mereka adalah warga India termiskin dan yang paling tertindas.
Agama juga membagi warga India. Kekerasan terkadang pecah antara Hindu dan Muslim. Gandhi mencoba untuk membawa keduanya bersama-sama.

Anda Harus Berubah
Pada 1939, Perang Dunia II Pecah. Gandhi menolak untuk mendukung Inggris dalam perang, kecuali India diberikan kemerdekaan penuh setelah perang selesai. Lima tahun kemudian, Inggris setuju.
India menjadi negara merdeka pada 1947. Impian Gandhi akan penyatuan India tidak menjadi kenyataan. Rakyat India sebagian besar memeluk agama Hindu. Warga negara Muslim menginginkan negaranya sendiri, yang kelak menjadi Pakistan. Kekacauan agama pecah antara India dan Pakistan.
Gandhi sendiri menjadi tersangka dari kekacauan ini. Pada 30 Januari 1948, Gandi ditembak dan dibunuh oleh warga India yang membencinya atas usahanya menegakkan kedamaian.
“Anda harus berubah apabila Anda ingin dilihat di dunia,” kata Mahatma Gandhi.
Kematiannya dianggap sebagai tragedi dunia. Namun, semua usahanya menginspirasi semua orang. Salah seorang yang mengikuti cara Gandi adalah pemimpin perjuangan hak-hak sipil Amerika, Martin Luther King, Jr.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar