Sidhartha Gautama, seorang tokoh agama Budha, adalah pria yang kemudian dikenal sebagai Budha, bisa menjalani kehidupan nyaman tanpa beban. Namun, Sidhartha mengabdikan dirinya untuk mencari kebenaran dan pemahaman agar ia bisa membantu mengakhiri penderitaan orang lain.
Pada masa terakhir dalam kehidupannya, Sidhartha Gautama diberi nama Budha yang berarti 'orang tercerahkan'. Budha dianggap tercerahkan karena telah memperoleh pemahaman mengenai hal-hal rohani. Ajarannya membentuk dasar dari Budhisme, salah satu agama besar di dunia.
Dilahirkan dari Keluarga Prajurit
Budha lahir sekitar 563 sebelum Masehi di Nepal. Keluarganya adalah bangsawan dan prajurit. Mereka menginginkan Budha menjadi seorang prajurit juga.
Akan tetapi, pembawaan Budha dari masa kanak-kanak begitu tenang. Dia tidak menyukai kehidupan istimewa di istana ayahnya. Dia merasakan semuanya membosankan. Oleh sebab itu, ia mulai berkeliling ke pedesaan, berpikir mendalam mengenai cara yang tepat untuk hidup.
Budha Melihat Penderitaan
Suatu hari, sekitar 533 sebelum Masehi, Budha bertemu dengan tiga orang laki-laki. Laki-laki pertama sudah tua, laki-laki yang kedua sedang sakit, dan laki-laki ketiga sudah mati. Saat melihat mereka, Budha melihat bahwa dunia itu penuh penderitaan. Mengapa ini terjadi. Ia bertanya-tanya. Mungkinkah pernah berakhir?
Kemudian, Budha bertemu dengan pria keempat, seorang biksu Hindu yang hidup dengan mengemis. Biksu itu tenang dan tenteram sehingga Budha memutuskan untuk mencoba hidup seperti dia. Sidhartha Gautama berkeliling India, belajar dengan guru-guru India. Namun, ide-ide keagamaan mereka tidak memuaskannya.
Pencerahan Besar
Sidhartha Gautama juga menghabiskan waktunya sendirian, berpikir, dan bermeditasi. Pada 528 sebelum Masehi, dia duduk di bawah pohon. Ketika itu, ia tiba-tiba merasa mengerti akan sebuah penderitaan.
Penderitaan disebabkan oleh masyarakat sendiri. Jika mereka memiliki kehidupan yang lebih baik, penderitaan akan pun berakhir. Budha berkata bahwa setiap orang harus berusaha menjadi rendah hati, murah hati, dan penyayang. Orang-orang harus menyerahkan kekuasaan dan mempraktikkan pengendalian diri dalam menjalani kehidupannya.
Budha menghabiskan sisa hidupnya dengan mengajar dan berkhotbah. Banyak orang yang menjadi pengikutnya. Beberapa pengikutnya menjadi biksu dan biksuni. Pengikut lainnya mengggunakan ide-ide Budha untuk memandu kehidupan keseharian mereka. Sebuah agama baru yang disebut Budhaisme tumbuh dan menyebar ke seluruh dunia.
Akhirnya, Sidhartha Gautama, Sang Budha, wafat di Nepal pada usia sekitar 80-an. Sampai hari ini, Budha masih dihormati oleh jutaan orang di seluruh negeri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar