Ketika Amerika dan sekutunya berteriak kepada Iran mengenai nuklir, Iran tetap bertahan pada pendiriannya. Siapa dulu presidennya. Ahmad Dinejad. Seorang tokoh pemimpin laki-laki sederhana yang penuh wibawa. Ketika semua orang berebut mendekati Barack Obama, presiden Iran ini semakin merapat ke Hugo Chavez, salah satu tokoh pemimpin dunia yang sangat gigih mempertahankan kedaulatan negara sesungguhnya dari hantaman hegemoni Amerika.
Ahmad Dinejad memang menganut syi’ah. Namun, tulisan ini bukan melihat sang presiden Iran dari sisi syi’ahnya, melainkan dari sisi kepemimpinannya. Banyak yang berharap bahwa presiden Indonesia seperti Ahmad Dinejad yang sangat berani. Malah ada yang menyamakan Ahmad Dinejad dengan Sukarno, salah satu mantan presiden Indonesia paling berani.
Ahmad Dinejad bukan Obama yang begitu banyak agenda dan propaganda. Ahmad Dinejad adalah mantan seorang walikota Taheran yang tetap tinggal di rumah warisan ayahnya.
Seorang presiden yang tidak mengambil gajinya demi kesejahteraan rakyatnya. Seorang presiden yang selalu mengingatkan para menterinya untuk selalu waspada agar tidak terjebak pada haus kekuasaan dan uang sehingga ketika berakhirnya jabatan bisa berdiri tegak dan tidak pindah rumah ke istana bertrali besi.
Mengapa Ahmad Dinejad bisa begitu berani? Pertama, karena dukungan dari para ulama syi’ah. Kedua, karena Ahmad Dinejad mempunyai ambisi menjadi pemimpin dunia. Ketiga, karena Ahmad Dinejad tidak korupsi. Keberanian menjadi pemimpin dunia karena Ahmad Dinejad yakin bahwa dunia ini harus dipimpin oleh orang yang rela berkorban seperti dirinya.
Pengorbanan diri demi kesejahteraan rakyat yang dipimpinnya sama seperti Mahatma Gandhi yang memimpin dengan memberi contoh hidup sederhana. Ambisi yang tidak berhenti hanya untuk mendapatkan jabatan, kekuasaan, dan kekayaan.
Percaya atau tidak, Ahmad Dinejad sering membawa bekal makan yang disiapkan oleh istrinya. Bagaimana dengan hidup ala kepresidenan, Ahmad Dinejad memangkas begitu banyak dana untuk biaya protokoler kepresidenan. Dia bahkan mengganti pesawat kepresidenan menjadi pesawat kargo dan ke mana-mana naik pesawat kelas ekonomi.
Ahmad Dinejad biasa tidur di lantai. Presiden yang bisa tidur di mana pun, termasuk di lantai, adalah presiden yang mampu menunjukkan taring kepada bangsa mana pun yang mencoba merongrong kedaulatan dan kewibawaan negaranya.
Bagaimanakah Ahmad Dinejad menguasai politik dalam negerinya selain dengan kesederhanaan?
Senjata ampuhnya adalah membuat rakyat tahu, sadar, dan merasakan, bahwa sang presiden benar-benar bekerja dari hatinya untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat. Mungkin Ahmad Dinejad berkaca pada Umar bin Khatab yang rela memanggul karung berisi makanan untuk rakyatnya.
Seorang Umar, saking sederhananya, hingga tidak dikenali oleh orang lain. Seorang Umar yang kesederhanaannya membuat seorang Yahudi masuk Islam tanpa pamrih sedikit pun.
Ahmad Dinejad pasti mempunyai kekurangan. Dia pasti tidak sempurna. Namun, keberanian dan kesederhanaannya mampu membius banyak orang di seluruh dunia. “Aku harus melayani rakyatku,” begitu mungkin tekad Ahmad Dinejad.
Semoga suatu saat bangsa Indonesia memiliki pemimpin yang berani dan berambisi untuk melayani rakyatnya. Seorang pemimpin yang berani berkorban banyak bukan untuk suatu kekuasaan dan kekayaan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar