Melihat usianya belumlah pantas jika bocah usia 10 tahun yang masih mungil ini harus membongkar ban sebuah truk untuk ditambal, selain faktor usia faktor kemanusiaanpun rasanya sangatlah kurang pantas, karena seperti halnya bocah seusianya masih harus menuntut ilmu / mengenyam pendidikan di sekolah untuk masa depannya.
Beberapa waktu silam setelah Wang berhasil mengumpulkan sejumlah uang maka dia mencoba kembali untuk mendaftar sekolah, akan tetapi oleh pihak sekolah tidak diterima karena nilai akademis sebelumnya yang sangat jelek. Nah, kalau jalan untuk menjadi pintar itu dengan sekolah, akan tetapi sekolah menolak mendidiknya, lalu bagaimana akan jadi pintar?
Saat bisa kembali bersekolahpun Wang ditempatkan oleh gurunya di barisan tempat duduk paling belakang sehingga susah melihat papan tulis, mengingat tubuhnya lebih pendek dibanding teman teman sekelasnya. Wang kini tetap memimpikan ingin sekolah dan bisa belajar kembali seperti teman-teman seusianya. Sebuah cita-cita mulia.
Agaknya potret Wang di Cina inipun sangat banyak kita jumpai di tanah air kita, karena faktor ekonomi mereka harus membanting tulang untuk menyambung hidup sehingga meninggalkan sekolah, tidak jarang pula mereka bahkan menjadi tulang punggung keluarga. Lihat di jalan raya, di perempatan lampu lintas. Di dalam bus dan lain sebagainya.
Mari kita berbagi untuk masa depan mereka, karena mereka merupakan masa depan bangsa ini, tapi bagaimana berbagi yang bijak? apakah dengan memberi mereka uang sehingga mereka merasa meminta-minta lebih menghasilkan dari bekerja dan melemahkan mental sehingga mereka malas berusaha?. Tapi di sisi lain, usia mereka memang belum pantas untuk bekerja?
Sudah saatnya kita semua peduli dengan masa depan mereka bukan hanya dengan mempolitisasi dan memanfaatkan mereka untuk kepentingan-kepentingan kita. Tapi sungguh sungguh tulus mencarikan jalan bagai masa depan mereka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar