Saat merencanakan cuti untuk jalan-jalan, seringkali kita malah tidak tahu berapa hari yang dibutuhkan meski destinasi sudah ditentukan. Padahal menentukan durasi perjalanan itu penting.
Kebanyakan dari kita berharap dapat mengunjungi banyak tempat dan melihat banyak hal dalam satu perjalanan. Namun harus disadari, tidak semua tempat bisa dipukul rata dalam hal durasi mengunjunginya. Ada tempat yang bisa dilihat dalam waktu satu jam, ada yang beberapa jam, tapi ada juga yang seharian penuh.
Tanpa perencanaan, seringkali kita akan terbirit-birit di satu tempat, sementara di tempat lain "mati gaya" tidak tahu mau berbuat apa.
Sebenarnya, menentukan berapa lama sebaiknya kita menghabiskan waktu di satu daerah bisa didapat jika kita "memetakan" destinasi dengan baik. Pelajarilah secara detail destinasi liburan Anda. Makin tidak jelas suatu destinasi, harus makin detail info yang Anda gali.
Berikut ini beberapa cara "memetakan" destinasi:
Puluhan kelompok kesenian Jathilan dari lima kabupaten se-DIY melakukan Pawai Jathilan di Jalan Malioboro, Yogyakarta. (Foto: Tempo/Arif Wibowo)
Luas area dan sarana transportasi
Kita ambil contoh destinasi Yogyakarta dan sekitarnya. Area inti kota ini sebenarnya tidak terlalu luas, sehingga bepergian dari satu tempat ke tempat lain tak memerlukan banyak waktu. Sarana transportasi pun mudah didapat dengan banyak pilihan: bus umum, taksi, motor atau mobil sewaan, dll.
Namun bagaimana dengan lalu lintasnya? Ada daerah dan waktu tertentu yang sering macet, contohnya di Maliboro sore hari. Ini berarti Anda harus cermat memilih waktu kunjungan ke daerah tersebut. Sedangkan daerah wisata yang terletak di luar kota (candi Borobudur, misalnya) tentu membutuhkan waktu tempuh lebih lama.
Menentukan skala prioritas
Dari sekian banyak daerah wisata yang ada di Yogyakarta, mana yang akan Anda kunjungi? Jika jawaban Anda adalah semuanya, maka Anda perlu menentukan skala prioritas.
Seandainya mengunjungi candi menjadi prioritas utama, buatlah daftar candi yang akan Anda kunjungi, luas tiap candi dan lokasinya. Catat juga apakah Anda menginginkan hal spesifik seperti menonton sendratari Ramayana pada malam hari di candi Prambanan. Dari situ Anda bisa melihat berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk keseluruhan kunjungan ke candi. Bisa jadi Anda akan menghabiskan waktu lebih dari satu hari hanya untuk melihat candi — mengingat banyaknya candi di sekitar Yogyakarta.
Ukur kemampuan fisik
Jalan-jalan memang mengasyikkan, tapi bukan berarti tidak melelahkan. Jangan ngotot mau melihat banyak tempat tanpa menyisakan cukup waktu untuk istirahat. Kalau Anda menghabiskan waktu dari pagi sampai malam untuk naik turun berbagai candi, berilah kesempatan tubuh Anda untuk sedikit santai keesokan harinya dengan tur ringan.
Jalan-jalan ke satu atau dua tempat di dalam kota sudah cukup. Mungkin bisa ditambah acara memanjakan diri seperti pijat atau spa di sekitar penginapan. Setelah selingan tur ringan satu hari, besoknya Anda bisa kembali "gas pol" untuk mengunjungi berbagai tempat lainnya.
Membuat rencana perjalanan
Setelah mendapatkan gambaran dari tiga tahap di atas, Anda bisa membuat rencana perjalanan (itinerary) dengan detail lengkap dengan jadwal. Jika ternyata waktu yang dibutuhkan lebih panjang dari waktu yang Anda sediakan, kurangilah tujuan yang hendak Anda kunjungi — jangan malah mengurangi waktu istirahat. Kenyamanan perjalanan itu penting, termasuk nyaman dalam arti tidak kelelahan. Kalau dipaksakan, Anda bisa jadi malah jatuh sakit dan merepotkan semua orang.
Memetakan destinasi memang tidak selalu mudah, apalagi kalau destinasi Anda adalah tempat terpencil dan kepastian alat transportasi sulit diandalkan. Untuk kasus seperti itu, menyediakan beberapa hari tambahan/cadangan adalah wajib hukumnya. Jika tidak bisa, ya jangan pergi ke sana.
Juga jangan nekat pergi ke beberapa kota dengan seabrek tujuan kunjungan hanya karena Anda ogah rugi. Alhasil jalan-jalan bukan lagi acara "melihat dan menikmati" tapi sekadar foto-foto untuk "update status”.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar